Rabu, 04 Desember 2013

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT PERTAMINA (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK

PROFIL PT PERTAMINA (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK

PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN PERMINA dan setelah merger dengan PN PERTAMIN di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN PERTAMINA. Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
PT PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 "TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI NEGARA (PERTAMINA) MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)"
Sesuai akta pendiriannya, Maksud dari Perusahaan Perseroan adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut.
Adapun tujuan dari Perusahaan Perseroan adalah untuk:
1.         Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perseroan secara efektif dan efisien.
2.         Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
1.       Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan dan turunannya.
2.       Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik Perseroan.
3.       Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG) dan produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG.
4.       Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3.

ANALISIS RASIO ATAS LAPORAN KEUANGAN PT PERTAMINA (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK


A.     RASIO LIKUIDITAS

1.       RASIO LANCAR (CURRENT RATIO)

Tahun 2011
1,38
Tahun 2012
1,577
Berdasarkan perhitungan rasio lancar dapat diartikan bahwa pada tahun 2011 PT PERTAMINA dapat menjamin terbayarnya $1 hutang lancar dengan $1,38 aset lancar. Sedangkan pada 2012 PERTAMINA dapat menjamin terbayarnya $1 hutang lancar dengan $1,577 aset lancar.
Aset lancar yang dimaksud meliputi kas atau setara kas, investasi jangka pendek, investasi lancar, piutang usaha, persediaan, serta beban yang dibayar dimuka . Kewajiban lancar    terdiri atas kewajiban jangka pendek, beban yang masih harus dibayar, serta pendapatan yang belum diselesaikan atau ditangguhkan dengan jatuh tempo masing-masing 1 tahun.
Jika suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan, perusahaan akan  lambat membayar tagihan (utang usaha) dan kewajiban lainnya yang akan berdampak pada meningkatkan kewajiban tersebut. Sehinnga pada risiko jangka panjang akan menimbukan beban bunga yang cukup signifikan.  Pada tabel neraca dapat dilihat bahwa total kewajiban lancar meningkat menjadi 13.966.910 di tahun 2012  yang awalnya sebesar 12.772.435 di tahun 2011 . Jika kewajiban lancar meningkat lebih cepat daripada aset lancer maka rasio lancar akan turun, dan ini merupakan pertanda adanya masalah. Tetapi meningkatnya kewajiban lancar diimbangi dengan peningkatan aset lancar yang lebih baik lagi. Ini berarti tingkat kemampuan perusahaan untuk melikuidasi aset lancarnya untuk pembayaran kewajiban lancar sudah sangat baik karena jumlah aset lancar lebih besar dari jumlah kewajiban lancar yang ada. Likuiditas perusahaan sangat diharapkan dari aset lancar yang dimilikinya disebabkan oleh tingkat jatuh tempo kewajiban lancar yang harus dibayar pada umur 1 tahun.  Dinilai dari segi keuangan maka komponen rasio lancar PT PERTAMINA sudah baik namun yang harus lebih di perhatikan adalah peningkatan kewajiban lancar harus diikuti oleh peningkatan aset lancarnya sebagai bagian atas pelunasan.

2.       RASIO CEPAT (ACID RATIO)

Tahun 2011
0,77
Tahun 2012
0,94
Acid rasio sedikit berbeda dengan rasio lancar. Hal yang paling membedakan adalah pada acid rasio komponen aset lancarnya tidak terdiri dari persediaan. Persediaan dianggap kurang lancar dibandingkan dengan aset lancar lainnya karena persediaan harus melalui proses perputaran penjualan terlebih dahulu. Sedangkan setiap perusahaan menyadari bahwa penjualan belum tentu mampu menjual 100% persediaan yang dimilikinya. Oleh karena itu acid rasio penting dalam penilaian likuiditas perusahaan.
Rasio cepat PT PERTAMINA meningkat dari 2011 ke  2012 yang awalnya 0,77 menjadi 0,94. Pada 2011 rasio ini berarti perusahaan mampu melikuidasari $0,77 aset lancar untuk pelunasan $1 kewajiban lancar selain persedian. Sedangkan pada 2012 perusahaan melikuidasi 0,94 aset lancar kecuali persediaan untuk pelunasan $1 kewajiban lancar. Jika dilihat pada dua tahun tersebut perusahaan memang belum mampu melunasi utangnya secara keseluruhan meskipun aset telah dimaksimalkan untuk dilikuidasi. Tetapi hal ini menjadi tidak terlalu buruk manakala PT PERTAMINA memperbaiki rasio tersebut dari 2011 ke 2012.

Kesimpulan :
Likuiditas perusahaan adalah kemapuan perusahaan untuk mengembalikan seluruh hutang lancarnya yang harus segera dilunasi dengan aktiva lancar yang lebih likuid. Hasil dari perhitungan pada tahun 2011 dan 2012 melalui rasio lancar dan rasio cepat menjelaskan bahwa PT PERTAMINA mungkin memang memiliki likuiditas yang baik untuk melunasi kewajiban lancarnya menggunakan semua aset lancar yang dimilikinya, tetapi PT PERTAMINA harus mempertimbangkan jumlah persediaan yang lebih mendominasi pada nilai total aset lancar karena persediaan tidak semata-mata dapat dilikuidasi dalam waktu yang cukup singkat. Persediaan harus melewati proses penjualan terlebih dahulu sedang kita ketahui bahwa tidak semua persediaan dapat terjual dalam satu waktu. Yang terlihat pada rasio cepat adalah perusahaan tidak mampu penutup kewajiban lancar yang dimilikinya dengan melikuidasi aset lancar kecuali persediaan. Sehingga manajemen harus lebih mempertimbangkan perputaran persediaan yang singkat waktunya.

B.     RASIO MANAJEMEN UTANG

1.       RASIO TOTAL UTANG TERHADAP TOTAL AKTIVA (DEBT RATIO)

Tahun 2011
0,62
Tahun 2012
0,63
Debt ratio merupakan rasio yang memaparkan mengenai seberapa banyak aset yang didanai dari hutang. Dari data rasio PT PERTAMINA dapat kita lihat bahwa antara 2011 dengann 2012 tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan hanya berkisar kesaikan sebesar 0,01. Makna rasio tersebut adalah perusahaan menggunakan pendanaan yang berasar dari utang sebanyak $0,6 atau 60% untuk pengembangan aset $1 yang dimilikinya.
Sesungguhnya keputusan perusahaan belum tepat untuk mendanai sebanyak 60% dari dana utang karena jika suatu saat perusahaan mengalami kesulitan keuangan maka perusahaan pun menjadi sulit dalam mencari tambahan dana dari para kreditur atau calon kreditur karena bagian dana alokasi utang telah digunakan untuk pendanaan aset.
Dan telah diketahui bahwa likuiditas aset tetap sangat kurang efektif dan efisien jika akan digunakan untuk pelunasan hutang. Sehingga kreditor mungkin memiliki sedikit kemungkinan untuk memberikan pinjaman kembali karena kemampuan perusahaan dalam melakukan pembayaran sangatlah kecil.

 

2.       RASIO KELIPATAN PEMBAYARAN BUNGA (TIME INTEREST EARNED)

-

Kesimpulan:
Pembiyaan perusahaan dapat bersumber dari pembiayaan internal dan pembiayaan eksternal atau dari utang. Sedangkan Financing decision adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang. Pembiayaan dari utang memiliki risiko yang cukup besar. Rasio Debt to Asset PT PERTAMINA mengartikan bahwa sebesar 60% aset didanai oleh utang. Hal ini merupakan kabar yang perlu diwaspadai karena aset tidak semuanya likuit untuk membiayai utang yang ada. Sehingga perusahaan harus benar-benar memperhatikan tingkat pengembaliannya karena jika tidak maka tingkat utang yang tinggi dapat menimbulkan beban bunga yang tinggi pula. Pada jangka panjang hal ini akan berpengaruh pada laba perusahaan.
Di sisi time interest earned memaparkan mengenai kemampuan laba perusahaan untuk membayar beban bunga yang timbul dari adanya utang. Tetapi dari laporan keuangan PT PERTAMINA tidak menunjukkan adanya beban bunga sehingga rasio ini tidak berpengaruh besar dalam pengambilan keputusan manajemen.
Hal yang patut di perbaiki adalah pola pembiayaan aset yang berasal dari hutang karena ketika perusahaan mengalami kegagalan keuangan maka perusahaan akan kesulitan memperoleh tambahan dana pinjaman kreditor disebabkan oleh tingkat pengembalian yang rendah.

C.     RASIO PROFITABILITAS

1.       PENGEMBALIAN ATAS TOTAL EKUITAS (RETURN ON EQUITY-ROE)

Tahun 2011
18,06 %
Tahun 2012
18,11 %
Pemegang saham berharap mendapatkan pengembalian atas modal mereka, dan rasio ini menunjukkan besarnya pengembalian tersebut dilihat dari kacamata akuntansi. Pengembalian perusahaan meningkat dari tahun 2011 ke tahun 2012 yaitu sebesar 18,06 %  menjadi 18,11%. Meskipun peningkatan ini tidak terlalu material tetapi hal ini merupakan pergerakan yang cukup baik dimana manajemen berusaha untuk memaksimalkan laba perusahaan.
Dari rasio tersebut menjelaskan bahwa 18% bagian laba akan menjadi hak pemilik modal oleh karena peningkatan laba dipicu oleh meningkatnya modal. Peningkatan modal ini tidak serta merta hanya dengan ditingkatkan nilainya maka akan meningkatkan laba tetapi manajemen perusahaan juga harus efektif dan efisien dalam pengalokasian dana modal tersebut sehingga dapat memaksimalkan laba yang ada.

2.       PENGEMBALIAN ATAS TOTAL  AKTIVA  (RETURN ON ASSET-ROA)

Tahun 2011
6,87 %
Tahun 2012
6,73%
ROA memiliki kunci yang hampir sama dengan ROE, perbedaannya hanya pada aspek pembandingnya. Jika ROA adalah menganalisa tingkat pengembalian laba atas aset yang di manfaatkan.  Tingkat pengembalian total aset perusahaan dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan dari 6,87 %  menjadi 6,73 %. Hal ini menunjukkan tingkat pengembalian total asetnya sedikit buruk. Tetapi sesungguhnya tingkat pengembalian atas aset yang mengalami penurunan tidak selalu buruk.Itu dapat diakibatkan oleh keputusan yang disengaja untuk menggunakan utang dalam jumlah besar, beban bunga yang tinggi menyebabkan laba bersih menjadi relative rendah.Utang menjadi penyebab rendahnya ROI/ROA perusahaan ini.
Namun sebaiknya manajer mampu mengendalikan tingkat pemanfaatan aset yang telah dimiliki untuk memaksimalkan laba. Pengembalian laba atas aset sangatlah diharapkan karena biaya atas perolehan aset yang cukup tinggi dapat di pulihkan dengan meningkatnya laba yang diperoleh saat tersebut.

Kesimpulan:
Rasio profitabilitas merupakan cermin atas laba yang diperoleh perusahaan dengan memanfaatkan pembiayaan internal perusahaan. Jika financial decision ratio adalah penilaian laba atas pendanaan eksternal maka rasio profitabilitas merupakan kebalikannya. Apabila perusahaan ingin menghindari risiko yang ditumbulkan dari pembiayaan yang berasal dari utang maka perusahaan harus benar-benar intensif dalam mengalokasikan penggunaan asetnya.
Dari data diatas dapat dikatakan bahwa PT PERTAMINA belum dengan baik memanfaatkan aset serta modalnya dengan maksimal jika dibandingkan dengan utang. Hal yang harus diperbaiki adalalah pemanfaatan serta pengoptimalan aset dan modal guna memaksimalkan laba.


D.     RASIO PENGELOLAAN AKTIVA

1.       OPERATING INCOME RETURN ON INVESTMENT

Tahun 2011
21,16%
Tahun 2012
16,97%
Data diatas menunjukkan bahwa besarnya total operating income yang didapat atas investasi yang ditanam dalam perusahaan adalah sebesar 11,75% untuk tahun 2012 dan 12,90% untuk tahun 2011. Rasio yang terjadi dari tahun 2011 ke tahun 2012 tersebut menurun 1,15%. Hal itu menunjukkan bahwa atas investasi Pertamina dari tahun 2011 ke tahun 2012 menurun 1,15% operating income yang dapat diperoleh.
Karena menurunnya rasio dari tahun 2011 ke 2012, maka semakin lambat pengembalian investasi perusahaan Pertamina. Penurunan dipengaruhi oleh penurunan tingkat perputaran aktiva pada Pertamina dan menurunnya operating profit margin atau  keuntungan operasi. Operating profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya. Besarnya operating income return investment dipengaruhi oleh perputaran aktiva dan operating profit margin.

2.       OPERATING PROFIT MARGIN

Tahun 2011
10,98%
Tahun 2012
9,78%
Rasio Operating profit margin merupakan gambaran atas seberapa besar laba perusahaa yang diperoleh dari kegiatan penjualan. Terjadi penurunan yang sangat berarti dari tahun2011 ke 2012 sebesar 1,2%. Hal ini dapat kita analisa bahwa penjualan pada PT PERTAMINA belum memberikan kontribusi laba yang cukup terlihat. Manajemen mungkin memiliki kebijakan yang berbeda tetapi penjualan merupakan satu sektor utama operasi bisnis PT PERTAMINA sehingga sepatutnya laba terbesarnya merupakan bagian dari penjualan tersebut. Dan yang harus diperhatikan adalah pengmaksimalan tingkat penjualan guna meningkatkan laba yang ada pula tanpa mengabaikan beban pokok penjualan yang harus dikeluarkan. Bisa jadi rasio ini kecil karena biaya pokok penjualannya yang terlalu besar dan sikap antisipasi yang harus dilakukan adalah dengan menekan biaya tersebut
Penekanan biaya pokok penjualan bisa dengan mengendalikan suplier atau mengelola risiko-risiko yang muncul dari eksternal perusahaan.

3.       RASIO PERPUTARAN TOTAL  AKTIVA (TOTAL ASSETS TURNOVER RATIO)

Tahun 2011
1,93%
Tahun 2012
1,73%
Perputaran aset yang terjadi pada perusahaan untuk tahun 2011 ke 2012 mengalami menurun. Penurunannya memang tidak terlalu signifikan. Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam aset ini berputar dalam satu periode.
Rasio ini juga dapat menunjukkan berapa kali jumlah aset diganti dalam satu tahun. Semakin tinggi rasio ini maka hal ini menunjukkan perusahaan bekerja semakin efisien dan likuid aset semakin baik. Namun untuk perusahaan Pertamina perputaran asetnya  menurun dari tahun 2011 ke 2012, maka perusahaan bekerja secara tidak terlalu efisien atau tidak terlalu produktif seperti tahun 2011 dan ada aset yang belum termanfaatkan secara optimal, hal ini akan mengakibatkan investasi dalam tingkat pengembalian yang rendah. Kesimpulan yang dapat diambil adalah perusahaan tidak mampu menghasilkan tingkat penjualan yang cukup jika dibandingkan dengan tingkat investasi aset yang dimilikinya.

4.       RASIO PERPUTARAN AKTIVA TETAP (FIXED ASSETS TURNOVER RATIO)

Tahun 2011
3,86
Tahun 2012
3,76
Rasio ini menunjukkan bahwa rasio perputaran semua aktiva tetap yang dimiliki perusahaan untuk tahun 2011 sebesar 3,86 kali menurun menjadi 3,76 kali di tahun 2012, meskipun nilainya kurang material. Kondisi tersebut cukup kurang baik karena dari rasio diatas                 dapat kita lihat bahwa perusahaan belum dapat memanfaatkan aset tetap miliknya untuk meningkatkan laba perusahaan. Kemungkinan yang terjadi penyebab penurunan rasio diatas adalah jumlah aset banyak yang kurang produktif diantaranya atau nilai penjualan yang dipengaruhi oleh faktor eksternal perusahaan.

5.       RASIO PERIODE PENAGIHAN RATA-RATA (AVERAGE COLLECTION PERIOD RATIO)

Tahun 2011
31 hari
Tahun 2012
38 hari
                Tingkat average collection period dari tahun 2011 ke tahun 2012 berubah menjadi lebih lama dari 31 hari menjadi 38 hari. Hal tersebut dapat diartikan bahwa perusahaan kurang baik dalam penagihan piutang kepada pelanggan. Padahal diketahui bahwa piutang merupakan bagian aset lancar yang sangat diharapkan mampu untuk membantu pembayaran utang perusahaan. Apabila tingkat perputarannya lama maka tingkat perubahan menjadi lebih likuidnya pun lama. Hal ini dapat memicu terjadinya beban cadangan atas piutang yang tertagih yang berjangka panjang terhadap menurunnya laba perusahaan.


6.       RASIO PERPUTARAN PIUTANG  (ACCOUNT RECEIVABLE TURNOVER RATIO)

Tahun 2011
11,48 kali
Tahun 2012
9,41 kali
                Tingkat account receivable turn over dari tahun 2011 ke tahun 2012 menurun dari 11,48 kali menjadi 9,41 kali. Hal ini menunjukkan bahwa  perusahaan pada tahun 2012 telah menghasilkan penjualan yang lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya  jika melihat dari total account receivablenya. Semakin sedikit perputarannya maka semakin besar risiko perusahaan dalam melikuidasi piutang tersebut. Sebaiknya perusahaan mengurangi proporsi tingkat piutang atas penjualannya.

7.       RASIO PERPUTARAN PERSEDIAAN (INVENTORY TURNOVER RATIO)

Tahun 2011
7,70 kali
Tahun 2012
7,14 kali
                Tingkat inventory turn over dari tahun 2011 ke tahun 2012 menurun dari 7,70 kali menjadi 7,14 kali. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan pada tahun 2012 masih banyak menyimpan persediaan di gudang. Hal ini juga menunjukkan tingkat keproduktifan perusahaan kurang baik dan mencerminkan investasi dengan tingkat pendapatan yang rendah pula. Dengan perputaran yang rendah seperti yang terlihat di tahun 2012, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan memiliki barang-barang usang yang nilainya lebih rendah daripada nilai tercatat, yang akan menyebabkan penurunan pemasukan ke dalam kas perusahaan pada tahun bersangkutan.

1 komentar:

  1. ᐈ 7777 Casino Site for Free to Play Slots in - LuckyClub
    777 Casino is luckyclub.live a top-notch online casino and gambling site for players from Canada. Their gaming experience has been phenomenal and their gaming experiences

    BalasHapus